Pengobatan tradisional memang tak asing di Indonesia. Pasalnya Indonesia sendiri kaya akan keanekaragaman hayati yang bisa digali sebagai obat tradisional. Salah satu varietas hewan yang bisa dijadikan sebagai obat alternatif tersebut adalah semut Jepang. Banyaknya permintaan akan semut inipun menarik hasrat Wisnu Erlangga, pembibit semut Jepang asal Cirebon, Jawa Barat. Berkat ketelatenannya membibitkan semut Jepang, Wisnu bisa menjual hingga 7.000 ekor semut dan mengantongi omzet Rp 21 juta tiap bulan. Sejarah awal pria yang akrab disapa Wisnu ini berkenalan dengan semut Jepang berkat informasi dari temannya. Kala itu Wisnu memang sedang mencari obat untuk ayahnya yang mengidap penyakit asam urat dan darah rendah. Teman itu pun menginformasikan ihwal semut Jepang yang diyakininya bisa menjadi obat alternatif orangtua Wisnu. Tak menunggu lama Wisnu akhirnya gencar mencari info penjual semut Jepang. Ia pun mendapatkannya dari penjual semut Jepang di daerah Mojokerto, Jawa Tengah.
Saat itu Wisnu membeli semut Jepang sebanyak 60 ekor. Dari yang dibelinya itu, yang dikonsumsi ayahnya sebanyak ± 30 ekor. Setelah rutin mengkonsumsi semut Jepang, terbukti keluhan orangtua Wisnu berangsur-angsur hilang dan penyakitnya sudah tidak kambuh lagi. Dari khasiat dan manfaat semut Jepang itulah akhirnya Wisnu pun tertarik mengambil sisi usaha dengan membibitkan sisa semut Jepangnya sebanyak 30 ekor di rumahnya sendiri yang berada di bilangan Kota Cirebon, Jawa Barat. “Dulu semut ini sangat jarang, sekalinya ada harganya mahal, sehingga selain untuk memenuhi pengobatan orangtua, saya pun tertarik memeliharanya. Sehingga selain bisa dikonsumsi sendiri juga bisa kita jual,” tutur Wisnu seperti dikutip dari Tabloid Peluang Usaha. Modal awal Wisnu memulai usaha pembibitan semut Jepang ini hanya Rp 300 ribu saja. Modal tersebut dipakainya untuk membeli bibit semut Jepang dan membeli bahan penunjang usaha ternak semutnya seperti kapas dan pakan berupa ragi. Sebagai media pemeliharaan Wisnu menggunakan toples plastik bekas makanan.
Diyakini
Wisnu semut Jepang memiliki manfaat seperti mampu meningkatkan
vitalitas dan kekebalan tubuh, menstabilkan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes, menormalkan asam urat, menormalkan kolestrol,
menstabilkan tekanan darah bagi penderita hypertensi, dan mengobati
penyakit jantung.
Khasiat dan manfaat semut Jepang
lebih difokuskan pada sel darah merah dan aliran darah bagi yang
mengkonsumsinya. Wisnu menyarankan untuk mengkonsumsi semut Jepang
sebaiknya dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan malam. Untuk sekali konsumsinya minimal 2 ekor per hari.
Menurut Wisnu, mengkonsumsi semut Jepang bisa dilakukan dengan cara
diseduh dengan air panas, atau dicampur dengan makanan lain seperti pisang atau roti.
Wisnu mengklasifikasikan harga bibit semut Jepangnya berdasarkan minimal pembelian.
Untuk 1 s/d 100 ekor dibanderol Wisnu seharga Rp 3.000/ekor, untuk pembelian di atas 100 ekor dibanderol seharga Rp 2.000/ekor.
Apabila untuk dikonsumsi, Wisnu menyarankan minimal pembelian semut
Jepang 60 ekor dan untuk diBudidaya, Wisnu menyarankan minimal pembelian
300 ekor. Pertimbangannya untuk Budidaya, jika lebih tersedia banyak
semut Jepang maka lebih cepat pula perkembangbiakannya.
Tahapan pembibitan semut Jepang ini dikatakan Wisnu tidaklah susah.
Pertama, siapkan beberapa toples sebagai media pemeliharaan.
Usahakan bahan tempat harus transparan agar mudah untuk mengamati
perkembangannya. Lubangi tutup toples agar udara bisa tetap masuk. Lalu,
siapkan kapas satu bungkus, paku atau pisau, dan ragi tape dua atau tiga butir.
Setelah
itu, lubangi bagian atas toples dengan menggunakan paku atau pisau.
Usahakan melubangi tutup toples merata ke bagian tutup toples. Masukkan
kapas secukupnya dengan ketebalan kapas 3-5 Cm, usahakan kapas merata
dan tidak terlalu penuh di dalam toples, nampan atau baki. Setelah
toples berisi kapas masukkan semut minimal tiga ekor, lebih banyak lebih
bagus untuk perkembangan semut. Setelah semut dimasukan, masukkan ragi
tape kedalam toples. Memberi makan semut bisa satu butir tape atau juga
bisa dipotong-potong. Dalam hal ini yang penting merata.
Selanjutnya,
kontrol makanan ragi tape secara rutin jangan sampai salah satu semut
tidak mendapat makanan. Dalam masa pemeliharaan akan terbentuk telur
semut, setelah itu larva baru jadi semut. Setelah enam minggu barulah
bibit semut jepang siap di jual atau di konsumsi. Perlu diperhatikan,
penempatan tempat semut Jepang ini harus selalu bersih, jauhkan dari
predator seperti cicak, semut merah, semut hitam, laba-laba, kadal, dan
tikus. Tempat Budidaya semut jepang harus di control kebersihannya,
pengontrolan tersebut bisa di lakukan sebulan sekali atau pada waktu
tempat tersebut sudah kotor.
By Triningsih Herbalist
By Triningsih Herbalist
Tidak ada komentar:
Posting Komentar