Bukti salafi wahabi bersatu dengan kaum yahudi dan nasrani ini, membuat kami semakin gemas dengan tingkah pola yang mereka lakukan untuk selalu mengibuli dan menipu masyarakat awam. Sungguh ini adalah fakta dalam kesamaran, yang apabila tidak diperhatikan secara husus maka semuanya akan tertipu olehnya! Padahal dalam Firman Allah telah ditegaskan secara jelas dengan Ayat ini :
مَنْ كَانَ عَدُوًّا ِللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ
Siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (QS al-Baqarah [2]: 98).
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي اْلأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا
Apabila kalian bepergian di muka bumi, tidaklah mengapa kalian menqashar sembahyang kalian, jika kalian takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kalian yang nyata. (QS an-Nisa’ [4]: 101).
Makna keumuman Ayat : Dalam ayat tersebut Allah Swt menegaskan bahwa siapa saja yang sedang dalam keadaan safar dan takut oleh musuh maka diperkenankan untuk meringkas (meng-qashar) sholatnya. Sebab, sesungguhnya orang-orang kafir tersebut merupakan musuh yang nyata bagi kaum Mukmin. Permusuhan ini demikian luar biasa. Shalat yang hukumnya wajib tersebut, sekalipun bagi mereka yang tengah sakit parah, diringankan bagi kaum Mukmin yang sedang bepergian dan takut oleh pihak musuh. Adanya keringanan (rukhshah).
Dalam perkara shalat yang wajib ini menunjukkan keluarbiasaan permusuhan dari kaum kafir terhadap kaum Mukmin. Kaum kafir ini terdiri dari kaum musyrik dan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani). Selain itu, orang-orang munafik yang mengaku beriman padahal hakikatnya kafir juga disebut Allah Swt. sebagai musuh kaum beriman. Oleh sebab itu, kaum Mukmin harus waspada terhadap mereka, yaitu kaum kafir (kaum musyrik beserta Ahlul Kitab) dan munafik.
Para ahli tafsir banyak menjelaskan tentang makna kalimat terakhir dalam ayat tersebut. Firman Allah Swt. yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kalian yang nyata” dimaknai dalam makna yang saling mengokohkan satu sama lain. Lihat [1] Lalu ada yang mengaku pembela sunnah, tegak di atas sunnah, dll. Ternyata bersatu dengan yang nyata-nyata menentang Allah SWT, yang Allah sendiri menyatakan itu sebagai Musuh yang nyata bagi kita. Dalam hadist shaheh yang cukup panjang disebutkan :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَلَمَّا رَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْخَنْدَقِ وَضَعَ السِّلَاحَ فَاغْتَسَلَ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ وَهُوَ يَنْفُضُ رَأْسَهُ مِنْ الْغُبَارِ فَقَالَ وَضَعْتَ السِّلَاحَ وَاللَّهِ مَا وَضَعْنَاهُ اخْرُجْ إِلَيْهِمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَيْنَ فَأَشَارَ إِلَى بَنِي قُرَيْظَةَ فَقَاتَلَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari 'Aisyah dia berkata, ...Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung meletakkan senjatanya saat beliau mandi dan membersihkan badannya, Jibril datang dan meniup kepala beliau dari debu. Jibril bertanya, Apakah anda meletakkan senjata (untuk berdamai)? Demi Allah, kita tidak boleh meletakkan senjata, keluar dan perangilah mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda : Kemana aku harus keluar? Jibril lalu memberikan isyarat kepada beliau untuk pergi ke perkampungan kaum Yahudi Bani Quraizhah (perkampungan yahudi). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan kaum Muslimin memerangi mereka. [HR.muslim No : 3315].
Lalu Apakah status salafi wahabi ini sebagai penghianat Islam, dengan berdamai dengam kaum yahudi dan nasrani, ataukah memang salafi wahabi ini jelma’an atau telur dari yahudi dan nasrani? Kenapa mereka bisa bersatu kalau memang penegak sunnah? Semboyan mereka satu-satunya adalah “Tegar diatas sunnah”. Tetapi kalau melihat fakta ini sesusngguhnya mereka lebih tepat “Tegar bersama yesus kristus”!
Baiklah kami tidak akan umbar-umbar kata, sungguh kami tidak senang demikian. Lebih baik anda teliti sendiri, kemaren saat kami membuat sedikit bantahan terhadap catatan kaum nasrani pada judul “Isi Surat Perjanjian Rasulullah Dengan Kaum Najran” dihalaman mereka (nasrani) yang tampilannya seperti ini
.
Kemudian coba anda perhatikan pada bagian sidebarnya dengan yang lebih jelas seperti ini
.
Nah sekarang silahkan anda renungkan sendiri bagaimana kebersama’an mereka begitu mesrah. Lihat langsung [2]. Yahudi dan Nasrani maupun Wahabi, tidak akan pernah ridha hingga Muhammad dan umatnya mengikuti pihak mereka, serta membeli kesesatan dan menyesatkan jalan (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 120; al-Maidah [5]: 82; an-Nisa’ [4]: 44-45).
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Demikianlah Kami menjadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka adakan. (QS al- An‘am [6]: 112).
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya. (QS ash-Shaff [61]: 14).
Secara umum Ayat diatas dikenakan untuk orang-orang kafir, tetapi bila ada yang bersatu dengannya maka mereka adalah golongan mereka yang telah kufur dan selalu akan memadamkan cahaya Allah melalui pemalingan Agama, menjauhkan cahaya Islam dengan menyandarkan pada kata “pemurnian Agama” cara mereka yang halus dengan kata “sunnah” hingga mampu membisikkan dan memalingkan pemahaman yang masih awam dan rentan. Waspadalah wahai saudaraku se’iman.
Wallahu A’lam
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[1] penjelasan Mufassir :
(a). Shihabudin Ahmad bin Muhammad al-Ha’im al-Mishri [At-Tibyan fi Tafsir Gharib al-Qu’ran. 1992. Dar ash-Shahabah li at-Turats, Kairo, hlm. 197] menyatakan bahwa sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kalian yang nyata, yakni memusuhi tanpa didasarkan pada ilmu, bersikap memusuhi.
(b). Al-‘Alamah Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan asy-Syaikh al-Mutabahhir Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthi [Tafsir Jalalayn, Dar al-Hadits, Kairo, I- 46] menyatakan bahwa orang-orang kafir itu musuh yang nyata, yaitu bayyin al-‘adawah -permusuhan yang sungguh terang-.
(c). Imam al-Baydhawi[Tafsir al-Baydhawi. 1416H, 1996M. Dar al-Fikr, Beirut, 2-245] menyatakan bahwa qashar itu merupakan keringanan saat takut menghadapi musuh karena kaum kafir itu merupakan musuh yang nyata, sebagai syarat yang umum berlaku pada saat tersebut.
(d). Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farah al-Qurthubi Abu Abdillah [Tafsir al-Qurthubi. 1372 H. Dar asy-Sya’bi, Kairo, 5-362] memaknai ayat ini dengan mengatakan, shalat qashar ini boleh pada waktu safar dan takut terhadap orang kafir yang memusuhi secara nyata; mereka melakukan penentangan.
(e). Muhammad bin Bihadir bin Abdillah az-Zarkasyi Abu Abdillah, dalam [Al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an. 1391 H. Dar al-Ma‘rifah, Beirut, 4-126-127] menyatakan bahwa ayat ini maknanya adalah permusuhan untuk selama-lamanya, sama dengan pernyataan: Inna Allaha kana Ghafuran Rahima. (Allah itu adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang). Sebab, permusuhan mereka bersifat langgeng.
(f). Imam Ath-Thabari Abu Ja’far [Tafsir ath-Thabari. 1405 H. Dar al-Fikr, Beirut, 5 - 243] memaknai kalimat Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kalian yang nyata dengan arti, “Mereka menentang keesaan Allah; mereka adalah musuh kalian yang nyata. Dia menyebut ‘musuh’ sebab mereka membuat permusuhan atas kalian dengan peperangan terhadap keimanan kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan membiarkan kalian menyembah apa yang mereka sembah berupa berhala; hal ini karena kalian menentang kesesatan mereka.”
(g). Dalam Ma’ani al-Quran [1409 H. Jami’ah Ummul Quro, 2/179 dan 471. Ditahqiq oleh Muhammad Ali Ash Shabuni] disebutkan ‘aduw (musuh) di sini bermakna a‘da’ (musuh-musuh). Dibaca ‘udwan (seperti dalam ayat ini) apabila melampaui batas-batas kezaliman.
(h). Muhammad bin Muhammad al-‘Imadi Abu Su’ud, dalam Tafsirnya [Irsyad al-‘Aqli as-Salim ila Mazaya al-Qur’an al-Karim. Dar Ihya’ Turats ‘Arabi, Beirut, 2-261] menyatakan, bahwa kalimat Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu merupakan ‘illat (alasan) kebolehan shalat qashar. Sesungguhnya kesempurnaan permusuhan mereka atas kaum Mukmin mengharuskannya menentang mereka dengan seburuk-buruknya. Hal yang sama disebutkan dalam [Ruh al-Ma‘ani, juz 5, hlm. 134].
(i). Husain bin Mas’ud al-Farra al-Baghawi Abu Muhammad dalam Tafsir Baghawi [Ma‘alim at-Tanzil. 1407 H. Dar al-Ma’rifah, 1-471. Ed. 2] menyebutkan permusuhan yang nyata adalah zhohara al-‘adawah (memunculkan atau menampakkan permusuhan).
(j). Muhammad bin Ali bin Muhammad asy-Syaukani Dalam [Fath al-Qadir al-Jam’u bayna al-Fann ar-Riwayah wa ad-Dirayah min ‘Ilmi at-Tafsir. Dar al-Fikr] disebutkan bahwa musuh yang nyata maknanya adalah penentang (muta‘arridh).
(k). Tafsir an-Nasafi [juz.1 hal.244] menyatakan, “Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kalian yang nyata,” maka jagalah diri kalian dari mereka itu.
Wallahu A’lam.
© Post Original & Official®
█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║
Verified Official by Soffah.net
- Profil Ulama
- KH Hasyim Asy'ari
- Mbah Dalhar
- KH.Khudori
- Imam Bukhari
- Si Anak-batu
- Ibrahim-Asmaraqandi
- Gelar pahlawan kyai Wahab
- Habib 'Ali Kwitang
- Habib SYECH
- Mbah-mangli
- Pahlawan Dari CIREBON
- Sultan Hamid II
- Ketum Muhammadiyah
- Habib Husein Al Muthahar
- Biografi kyai Mojo
- KH.Wahid Hasyim
- Kyai Abbas Cirebon
- KH Ahmad Chalwani
- Sekilas Habib Luar Batang
- Abah Afandi Indramayu
- kyai Asy'ari
- Kisah Mbah Dur Dan Amlop
- Syekh Kasyful Anwar
- KH bdullah Faqih
- Mengenal Imam Madzhab
- Auliya Bali
- Syekh Yusuf Almakasari
- Syekh Mahfudz At-Tirmasi
- KH R.Asnawi kudus
- Kyai Sholeh Darat 2
- Kyai Sholeh Darat 1
- Mbah Arwani Kudus
- KH 'Aly Maksum Krapyak
- Gus MIEK
- Mengenang Abah Anom
- KH Sahal Machfudz Wafat
- Tarekat Syadiliyah
- Mbah Basyir kudus
- Profil Gus-Muh
- Uways Al-Qarni
- Siapa Ulama Aswaja?
- Imam Muslim
- Biografi Al-Ghazali
- Profil Gus-Maksum
- KH Marzuqi-Dahlan
- KH Mahrus Aly
- KH Abdul Kariem
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Pesantren
- Mauidzoh
- Kisah kaum-luth
- Kaum-tsamud
- 4 wasiat-nabi
- Mauidzoh Habib Lutfi
- Mauidzoh Gus-Mus 1
- Sindiran Cak-Nun
- Dawuh Mbah Faqih
- Imam madzhab dan Alhadist
- Dawuh Gus-Mus 2
- Dawuh Gus-Luqman-Tremas 1
- Pesan Gus-Mus 3
- Pesan KH Luqman Tremas
- Hikmah Romadhon
- Makna Halal-Bihalal
- Dawuh Kyai Fuad Tremas
- Wasiat kh jauhari-umar
- Kitab Dala-ilul KHAERAT
- Dahsyatnya Sholawat
- Manaqib Jawahirul-Ma'any
- Ini Aqidah Kami
- Afala yatafakkarun?
- Nasehat Imam Al-Ghazali
- Ahli Waris Nabi
- Makna Jihad
- Aqidah Imam Syafi'i
- Alloh Ada Dimana?
- Mauidzoh Gus-Mus 4
- Beda Terorisme Dan JIHAD
- Dawuh Kyai Idris Lirboyo
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Masail-ad-dien
- Fiqh-zakat 3
- Fiqh-zakat 2
- Fiqh-zakat 1
- Batalnya Wudhu
- Hukum Nikah
- Hukum Rebounding
- Mustahiq-Zakat
- Cara Menghitung Zakat
- Beda Ilmu Fiqh,Fiqh-Ushul Fiqh
- Hukum Mempelajari Ilmu Fiqh
- Tentang Zakat Fitrah
- Kesunahan Puasa
- Dalil Maulid Nabi
- Ahlaq Nabi SAW
- Hukum Selamatan
- Definisi Bid'ah
- Definisi AlHadist
- Hukum Meletakkan Karangan Bunga
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Artikel-Lain
- Duka-tegalrejo 1
- gus muh wafat
- Surga-neraka
- Imam-madzhab
- Tentang website Nahimunkar.com
- Islam dan kearifan lokal
- Tahlil Ala-Muhammadiyah
- Do'a Walimatul Hamli 1
- Do'a Walimatul Hamli 2
- Asal-Usul Habaib
- Candi Borobudur dan Walisongo
- Ini Dia Pengritik Ulama
- Beda Wahabi ORI Dan KW
- Do'a Buat Wahabi
- Tawassul dan Hizib Nashor
- Hizib Iqbal
- Legenda Keris Sengkelat
- Sejarah Keris Sengkelat
- Filsafat Wayang
- Sekilas Pagar Nusa
- Keris Nagasasra
- Tradisi Mudik
- Tentang Hukum Karma
- Tanah Perdikan MANTYASIH
- Seni Jathilan
- Mitos Blangkon
- Sendang Manis
- Budaya Kenduren
- Sejarah Keris Nagasasra
- Wuku Dalam Budaya Jawa
- Memaknai Ketupat
- Tradisi Syawalan
- Mitos Dewi Lanjar
- Ulama' salafi dan Pengikutnya
- Aktor dibalik Terorisme
- Fakta yang Terlupakan
- Inilah Teroris Sesungguhnya
- Sepak Terjang Kaum Khawarij
- Dinasti Abbasiyyah
- Etika Pergaulan
- Tentang Maulid Nabi
- Indahnya Toleransi
- Wahabi=ISIS
- Menguak aqidah Wahabi
- Duka Tegalrejo 2
- Kesaksian Buhaira
- Membaca Gus-Dur
- Andalusia Kini
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- PT.Natural Nusantara
- Profil PT NASA
- POP Supernasa
- Viterna-Plus
- Manfaat POC Nasa
- Supernasa
- Power Nutrition
- Hormonik
- TON Nasa
- GreenStar
- Pestona
- Natural Pentana
- Glio-WP
- Natural BVR
- Aero-810
- Metilat-Lem
- Budidaya Tembakau
- Budidaya Durian
- Budidaya Mangga
- Budidaya Lele Organik
- Budidaya Bandeng
- Ayam Broiler
- Hama Kutu Putih
- Aturan Pakai Metilat Lem
- Mengatasi Layu Daun
- Penyemprotan Tanaman
- Cara Pemupukan Melon
- Budidaya Tomat Organik
- Budidaya Bandeng Pemula
- Budidaya Bebek Petelur
- Budidaya Bebek Pedaging
- Permasalahan Budidaya Lel
- Penyakit Pada Bebek
- Gas Beracun Di Kandang
- Cara Pemupukan Tambak
- Permasalahan Budidaya Cabai
- Menanam Tomat di Polibag
- Budidaya Semut Jepang
- Menanam Durian Bawor
- Menghitung Kebutuhan Pakan Ternak
- Manfaat Unsur Hara
- Padi Organik
- Produk Pertanian Nasa
- Budidaya Jati Unggul
- Cara Pakai Glio
- Bahan Aktif Glio
- Mengolah Kotoran Kambing
- Harga Viterna Plus
- Tabulapot
- Fermentasi Gedebog
- Berbuah Diluar Musim
- Budidaya Cabai
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar