SELAMAT DATANG PARA SAHABAT BLOGGER DI BLOG SEDERHANA KAMI "MP" DAARUTTHOLABAH79.BLOGSPOT.COM.BLOG DARI SEORANG WNI YANG BERHARAP ADA PEMIMPIN DI NEGERI INI,BAIK SIPIL/MILITER YANG BERANI MENGEMBALIKAN PANCASILA DAN UUD 1945 YANG MURNI DAN KONSEKUEN TANPA EMBEL-EMBEL AMANDEMEN SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP RAKYAT INDONESIA...BHINNEKA TUNGGAL IKA JADI KESEPAKATAN BERBANGSA DAN BERNEGARA,TOLERANSI DAN KESEDIAAN BERKORBAN JADI CIRINYA...AMIIN

Selasa, 28 Juni 2016

KAUM KHAWARIJ ATAU NEO KHAWARIJ,DALANG DI BALIK ISU PEM-BID'AH-AN DAN PEN-TAKFIR-AN



Bidah Hasanah

Menganggap sesat / kafir sesama Muslim itu dosa. Orang yang mengkafirkan bahkan membunuh sesama Muslim, disebut Khawarij. Orang2 yang keluar dari Islam.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu : “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu [dulu juga kafir], lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” [An Nisaa’ 94]
“Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya “hai kafir”, maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari keduanya.” [HR Bukhari]
Penyebab Khawarij:
1. Sombong merasa paling benar. Riya. Pamer. Menganggap diri dan kelompoknya paling lurus, dan yang lain kurang/tidak lurus.
“…Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” [An Najm 32]
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’an, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’an dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’an, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
2. Menolak Bid’ah Hasanah. Semua pelaku bid’ah seperti Qunut Subuh, Tahlilan, Maulidan dsb dianggap sesat. Padahal Umar menyebut Ni’mal Bid’ah (HR Bukhari – Shalat Tarawih berjama’ah).
Ini karena cuma terpaku pada 1-2 hadits seperti ini, tapi menolak hadits-hadits shahih lainnya:
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim no. 867)
Ini adalah hadits2 yang menyatakan bid’ah hasanah itu ada.
Barangsiapa membuat satu sunnah yg baik, kemudian sunnah tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya & pahala orang yg mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa membuat satu sunnah yg buruk kemudian sunnah tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya & dosa orang yg mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikitpun. [HR. Ibnu Majah No.199, 200, 201, 202, dan 203]

Dari Abdurrahman bin Abdul Qori yang menjelaskan: “Pada salah satu malam di bulan Ramadhan, aku berjalan bersama Umar (bin Khattab). Kami melihat orang-orang nampak sendiri-sendiri dan berpencar-pencar. Mereka melakukan shalat ada yang sendiri-sendiri ataupun dengan kelompoknya masing-masing. Lantas Umar berkata: “Menurutku alangkah baiknya jika mereka mengikuti satu imam (untuk berjamaah)”. Lantas ia memerintahkan agar orang-orang itu melakukan shalat dibelakang Ubay bin Ka’ab. Malam berikutnya, kami kembali datang ke masjid. Kami melihat orang-orang melakukan shalat sunnah malam Ramadhan (tarawih) dengan berjamaah. Melihat hal itu lantas Umar mengatakan: “Inilah sebaik-baik bid’ah!” ((ni’mal bid’ah hadzihi))” (Shahih Bukhari jilid 2 halaman 252, yang juga terdapat dalam kitab al-Muwattha’ karya Imam Malik halaman 73).
Begitu pula hadits tentang pembukuan Al Qur’an di Shahih Bukhari di mana Khalifah Abu Bakar ra dan Zaid bin Tsabit ra akhirnya sepakat dgn Umar bin Khoththob ra bahwa pembukuan Al Qur’an meski tidak pernah dilakukan Nabi, itu adalah Bid’ah yang baik.
Pembagian Bid’ah jadi Bid’ah Agama dan Bid’ah Akhirat saja sudah menolak pendapat bahwa SEMUA BID’AH  itu sesat. Nyatanya ada juga bid’ah yang baik kan?
3. Tidak paham Ijtihad. Semua yg tak ada di Al Qur’an dan Hadits dianggap sesat. Padahal Ijtihad dilakukan jika tak ada di Al Qur’an dan Hadits.
4. Tak paham tawassul dan ziarah kubur. Orang yg ziarah dan berdoa dikuburan disebut musyrik karena dianggap menyembah kuburan.
5. Su’u zhon / sangka buruk
6. Tidak mau tabayyun thd kaum yg dituduh / fitnah
7. ‘Ashobiyyah / fanatik golongan. Hanya menerima pendapat dari kelompok mereka saja. Menolak pendapat jumhur ulama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar