SELAMAT DATANG PARA SAHABAT BLOGGER DI BLOG SEDERHANA KAMI "MP" DAARUTTHOLABAH79.BLOGSPOT.COM.BLOG DARI SEORANG WNI YANG BERHARAP ADA PEMIMPIN DI NEGERI INI,BAIK SIPIL/MILITER YANG BERANI MENGEMBALIKAN PANCASILA DAN UUD 1945 YANG MURNI DAN KONSEKUEN TANPA EMBEL-EMBEL AMANDEMEN SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP RAKYAT INDONESIA...BHINNEKA TUNGGAL IKA JADI KESEPAKATAN BERBANGSA DAN BERNEGARA,TOLERANSI DAN KESEDIAAN BERKORBAN JADI CIRINYA...AMIIN

Rabu, 03 Agustus 2016

PROFIL HABIB SYECH BIN ABD QODIR ASSEGAF (PENGASUH MAJELIS AHBAABUL MUSTHOFA)

Hasil gambar untuk habib syech bin abdul qodir assegafDi tengah riuh ramainya bumi Indonesia dengan persoalan-persoalan di segala lini kehidupan, muncullah sosok Habib Syekh “the Contender” yang datang menandingi (melawan) dengan “Gerakan Shalawat”nya.

“Rasul adalah orang yang paling bahagia jika umatnya bisa bahagia. Salawat kepada Nabi bisa disuarakan dalam kondisi apapun, bahkan saat harus berjuang menegakkan kebenaran”, kata Mahfud MD dalam Pengajian Akbar IPHI bersama Habib Syekh yang dihadiri ribuan umat muslim di Lap. Kota Barat, Solo (7/4/2012)

Orang boleh jadi belum mengenal Habib Syekh, tapi cepat atau lambat, Sang Habib akan segera datang menyapa dengan lantunan suara salawat yang begitu merdu, tentu beserta dengan ribuan lebih jamaah setia yang sudah lebih dulu “akrab” dengannya. Suaranya yang berat, berwibawa lagi khas tidak hanya “menyihir” (menghipnotis) ribuan jamaah, tapi juga “menghentak” para kawula muda yang biasanya dengan berpakaian putih-putih mendatangi pengajian. Mereka berarak-arakan mengibarkan bendera layaknya sebuah konvoi. Tidak sembarang bendera, tapi bertuliskan “Syekher Mania ”, dan juga ada bendera-bendera lain yang berkibar mendampingi seperti bendera “Slankers” dan supporter bola tertentu.
Siapa Sang Habib Itu?
Habib Syech bin Abdul Qodir bin Abdurrahman Assegaf . Beliau adalah tokoh Alim dan Imam Masjid Assegaf yang berada di Pasar Kliwon kota Solo. Berawal dari Pendidikan dari guru besarnya sekaligus Ayahanda, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf mendalami Ilmu agama berlanjut ke paman beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaut. Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. Al-Imam Al-Arifbillah, Al-Habib Anis bin Alwiy Al-Habsyi “Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi”. Berawal dari dukungan beliau, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf mensyiarkan sekaligus mengumandangkan Sholawat Nabi yang berawal di kota Solo. Dengan penuh keyakinan dan niat lillahi ta’ala, perkembangan syi’ar sholawat beliau sampai saat ini semakin pesat. Namun hal ini juga tak terlepas dari peran serta Majelis Ahbabul Musthofa.
Majelis Ahbabul Musthofa sendiri berdiri sekitar tahun 1998 di kota Solo, tepatnya di kampung Mertodranan. Berawal dari majelis Rotibul Haddad dan Burdah serta maulid Simthut Duror, Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf memulai langkahnya untuk mengajak ummat dan dirinya dalam membesarkan rasa cinta kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW melalui lantunan sholawat.
Perjalanan hidup Habib kelahiran Solo, 20 September 1961, ini cukup berliku. Beliau pernah jaya sebagai pedagang tapi kemudian bangkrut. Di saat sulit itu, justru Sang Habib tampil melakukan dakwah menggunakan “kereta angin” ke pelosok-pelosok untuk melaksanakan tugas dari sang guru, almarhum Habib Anis bin Alwi Alhabsyi, imam masjid Riyadh, Gurawan, Solo. Pada saat itu Habib Syekh bin Abdul Qadir Asseggaf juga sering diejek sebagai orang yang tidak punya pekerjaan dan habib jadi-jadian. Namun Habib Syekh tidak pernah marah atau mendendam kepada orang yang mengejeknya. Justru sebaliknya, beliau tetap tersenyum dan terkadang berderma (memberi sesuatu) kepada orang tersebut.
habib syekh-2
Habib Syech bersama putranya Yik Thoha bin Syech
Meski berdakwah dalam kondisi yang serba “pas-pasan”, tidak jarang Sang Habib pun tetap mengusahakan membawa nasi bungkus, untuk dibagi-bagikan kepada jamaahnya di pelosok-pelosok kampung. Taklimnya saat awal-awal adalah dari kampung ke kampung di seputaran Solo dan Jawa Tengah, serta terkadang juga diselenggarakan di daerah Kebagusan. Kini dakwah Sang Habib tidak hanya bisa dinikmati oleh segelintir penduduk kampung saja, tapi sudah meluas ke berbagai daerah di tanah air dan bahkan di luar negeri. Tembang-tembang sholawatnya pun telah beredar luas di dunia maya dan siap untuk diunduh, termasuk NSP (Nada Sambung Pribadi)-nya.
Syi’ir Jawa, Sholawat Khas Sang Habib Yang “Menyihir”,
Selain mencipta sendiri, Habib Syekh juga membawakan (mempopulerkan) kembali qashidah lama yang dikemas sedemikian rupa iramanya sehingga barang “lama”(tradisional) itupun seakan menjadi “baru” dan lebih menggoda telinga (indah) untuk terus mendengarnya, seperti yang berikut ini. (Satu lagi, Sholawat Syiir Jawa “Padang Bulan”, di bagian akhir tulisan ini
habib syekh-3Sholli wa sallim daa’iman ‘alahmada

Sholli wa sallim daa’iman ‘alahmada

Wal ali wal ashaa biman qod wahhada

Wal ali wal ashaa biman qod wahhada

Eman lo wong Islam, ninggal Sholat wengi

Sak ben dalu turu, ora gelem tangi

Sholat wengi ngono, disenengi Gusti

Sopo gelem nyuwun, pasti di paringi

Sholat limang waktu, ayo podo njogo

Jama’ah nang masjid, bareng sak kluwargo

Ganjarane slawe, celengan suwargo

Malah biso dadi, pitu likur ugo

Yen Sholat kesusu, ora biso pernah

Rukuk lan sujude, ditoto sing genah

Sing khusyu’ lan khudhur, ugo tumakninah

Ngerteni sing wajib, lan ngerti sing sunah

Yen rumongso sugih, itungen donyone

Bagiane Zakat, ojo dilalekne

Dulur karo tonggo, sing podo miskine
kabeh podo nunggu, zakat bagiane

Yen karo tonggone, Sing apik atine

Yen kahanan longgar, mikiro butuhe

Sajak perlu utang, enggal di peringne

Nanging ojo nganti, njaluk anak ane

Ayo do ngurangi, nonton televisi

Timbang nonton TV, luweh becik ngaji
“Ahbaabul Musthofa” wadah kanggo ngaji

Kumpul poro Habaib lan poro Kyai

Eman lo wong ngaji, campur lanang wadon

Campur lanang wadon, lamun dudu mahrom

Biso biso malah, nglakoni sing harom

Ilmu gak manfa’at, rusak malah klakon

Lanang karo wadon, manggon sepi sepi

Nyanding senggal senggol koyok kebo sapi

Ngunu kuwi duso, nurut poro nabi

Ojo di terusno, yen durung di rabi
SYI’IR PADANG BULAN
(Allohumma Sholli wa Sallim ‘alaa sayyidinaa wa maulanaa Muhammadin) 2X

(‘Adada maa fii ‘ilmillahi Sholatan daaimatan bidawaami mulkillaahi) 2X

(Padang bulan, padange koyo rino.
Rembulane sing ngawe-awe) 2X

Ngelengake, ojo turu sore.
(E… Kene tak critani, kanggo sebo mengko sore) 2X

(Lamun wong tuwo, Lamun wong tuwo keliru mimpine

Ngalamat bakal, Ngalamat bakal getun mburine) 2X
Wong tuwo loro, kundur ing ngarso pengeran

(Anak putune, rame rame rebutan warisan) 2X

(Wong tuwa loro, ing njero kubur anyandang susah

Sebab mirsani, putera puterine ora ngibadah (dho
pecah belah)) 2X

Kang den arep-arep, yoiku turune rahmat

(Jebul kang teka – Jebul kang teka, nambahi fitnah) 2X

(Iki dino, ojo lali lungo ngaji
Takon marang, Kyai Guru kang pinuji) 2X

Enggal siro, ora gampang kebujuk syetan

(Insya Alloh, kito menang lan kabegjan) 2X

(Jaman kepungkur, ono jaman jaman buntutan

Esuk-esuk, rame rame luru ramalan) 2X

Gambar kucing, dikira gambar macan

(Bengi diputer – bengi diputer, metu wong edan) 2X

(Kurang puas kurang puas, luru ramalan

Wong ora waras wong ora waras, dadi takonan) 2X

Kang ditakoni, ngguyu cekaka’an

(Jebul kang takon – jebul kang takon, wis ketularan) 2x
Jadwal Pengajian Rutin
habib syekh-4
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf bersama tim Hadroh Ahbaabul Musthofa Kudus
Pengajian Rutin Malam Kamisan Bertempat di Ndalem Guru Mulia Al Habib Syekh Abdul Qodir Assegaf, Jl. Bengawan Solo 6, No.12,
 Semanggi kidul Solo.

Pengajian Rutin Lapanan
 Malam Sabtu Kliwon di Masjid
 Agung Baitul Makmur Purwodadi-
Grobogan.

Malam Rabu Pahing di Halaman
Masjid Agung Kudus.

Malam Sabtu Legi di Halaman 
Masjid Agung Baitul Makmur
 Jepara.

Malam Ahad Pahing di Masjid
 Assakinah, Puro Asri, Sragen.

Malam Jum’at Pahing di Halaman
 PP. Minhajuttamyiz Timoho,
 belakang UIN Sunan Kalijaga.

Malam Ahad Legi di Halaman
Masjid Agung Surakarta.
(Sumber: Majalah Alkisah dan berbagai Sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar