SELAMAT DATANG PARA SAHABAT BLOGGER DI BLOG SEDERHANA KAMI "MP" DAARUTTHOLABAH79.BLOGSPOT.COM.BLOG DARI SEORANG WNI YANG BERHARAP ADA PEMIMPIN DI NEGERI INI,BAIK SIPIL/MILITER YANG BERANI MENGEMBALIKAN PANCASILA DAN UUD 1945 YANG MURNI DAN KONSEKUEN TANPA EMBEL-EMBEL AMANDEMEN SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP RAKYAT INDONESIA...BHINNEKA TUNGGAL IKA JADI KESEPAKATAN BERBANGSA DAN BERNEGARA,TOLERANSI DAN KESEDIAAN BERKORBAN JADI CIRINYA...AMIIN

Kamis, 14 April 2016

KETIKA ROMO KATHOLIK MENCIUM TANGAN GUS MUS

Ketika Romo Katolik Mencium Tangan Gus Mus
Foto dibagikan penyair Nuh Timur Suprabana di akun Facebook miliknya
Jakarta, NU OnlinePada Agustus 2015 beredar di dunia maya foto Romo Aloysius Budi Purnomo tengah memeluk dan mencium tangan KH A Mustofa Bisri (Gus Mus). Foto tersebut sempat membuat heboh. Sebagian orang mengapresiasi, sebagian lain berprasangka miring.

Romo Budi Purnomo yang merupakan Ketua Hubungan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang menceritakan, peristiwa itu terjadi saat ia dan Gus Mus sama-sama diundang menjadi narasumber tentang kebangsaan di Auditorium RRI Semarang. Ia mengaku perilakunya tersebut adalah hal yang positif.

“Gus Mus itu sudah seperti simbah saya. Bukan hanya sahabat, beliau juga idola saya waktu saya masih SMA. Karya-karya puisinya, karya-karya sastranya menginspirasi saya bersama karya-karya Romo Mangunwijaya,” katanya dalam acara Mata Najwa yang disiarkan Metro TV, Rabu (14/4) malam.

Romo Budi Purnomo diminta menceritakan kembali aksi cium tangan itu dan kehebohan yang ditimbulkannya. Menurutnya, tak semestinya hal tersebut dipersepsi negatif karena justru itu merupakan simbol kerukunan dan persahabatan sejati. Dan, mencium tangan Gus Mus pun tidak ia lakukan hanya sekali. Sang romo melakukan hal serupa saat bertemu dengan tokoh NU itu di Rembang tahun 2004.

“Setiap kali berjumpa dengan Gus Mus, sebagai yang lebih muda, saya selalu mencium tangan beliau, tapi beliau selalu tidak kerso (bersedia), ditarik (tanganya). Entah mengapa. Tapi begitulah kebiasaan saya berjumpa dengan yang saya hromati. Saya tidak hanya mencium pipi kanan pipi kiri tapi juga cium tangan beliau,” kisahnya.

Bagi rohaniawan Katolik ini, ada dua kehebohan saat peristiwa peluk-cium antara romo dan kiai. Yang pertama heboh positif dan yang kedua heboh negatif. Lantas bagaimana bila ada sebagian orang yang mengambil sikap yang kedua?

“Lho, apa masalahnya? Mengapa harus heboh negatif? Lebih baik heboh positif karena itu menjadi berkat banyak orang,” tuturnya.

Dalam acara Mata Najwa bertajuk “Panggung Gus Mus” itu, Romo Budi Purnomo dan Gus Mus berduet dalam musikalisasi puisi berjudul “Sajak Atas Nama”. Malam itu Gus Mus juga membacakan puisi berjudul “Bila Kutitipkan” dan “Puisi Islam”. (Mahbib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar